DARI MADRASAH NUBUWWAH

DARI MADRASAH NUBUWWAH

Amat sangat terkejutnya Abu Dzar dengan reaksi kemarahan Rasulullah saw atas apa yang baru dilakukannya.

Akhirnya ia pergi menjumpai Bilal ra. Ia meletakkan kepalanya di atas tanah dan meminta Bilal ra untuk menginjak wajahnya dengan kakinya. Namun... Bilal hanya tersenyum dan mengatakan " Aku memaafkanmu wahai Abu Dzar!"

****

Tetap saja Abu Dzar tidak tenang hatinya. Bukannya ia tidak berbahagia dengan pernyataan memaafkan dari Bilal ra. Tapi kemarahan Rasulullah saw padanya, adalah hal yang amat mengguncang dirinya. Ternyata ia masih menyimpan perilaku Jahiliyyah. Ia mengira dirinya lebih tinggi karena warna kulitnya...

Sehingga ia mencela Bilal dengan sebutan "Wahai anak Perempuan Hitam". Sebutan yang pada pada kenyataannya memang seperti itulah Bilal ra. Melainkan bahwa kata itu muncul dari sikap merendahkan, menghina dan mencela.

***

Bilal ra amat sangat terganggu dengan sebutan itu. Sebutan itu bukan hanya mencela dirinya, tapi ibunya, sukunya, kemanusiaannya. Celaan yang menganggap bahwa ada manusia yang lebih manusia daripada dirinya.

Bilal sudah cukup lama merasakan penghinaan kemanusiaannya. Dan dalam Islam ia menemukan sesuatu yang beda, bahwa semua manusia sama. Kemuliaan bukan karena harta, nasab keturunan, ataupun jabatan, melainkan taqwa. Dan taqwa itu sepenuhnya kemampuan mewujudnyatakan rasa keimanan kepada Allah dan Rasul Nya di hadapan seluruh manusia. Taqwa  adalah kemampuan untuk menempatkan diri tetap mulia di hadapan Allah sementara dia berada di tengah komunitas manusia, seperti apapun dinamika kemanusiaan itu.

Namun hari itu kesadaran dan kemerdekaannya sebagai manusia bertaqwa terganggu, karena pernyataan saudaranya yang juga di bina di madrasah nubuwwah.

Jika kemarin ia direndahkan karena ia berada di tengah komunitas manusia yang tak tunduk pada Allah, tak percaya pada Rasulullah saw. Namun kini kalimat merendahkan itu datang dari saudaranya Abu Dzar...

Itulah sebabnya ia mantap mengadu pada Rasulullah saw... Bahwa Abu Dzar telah menghinanya...

Pengaduan itu akhirnya menyebabkan kemarahan Rasulullah saw. Dan sama kita ketahui akhirnya Abu Dzar begitu menyesalnya dan meminta Bilal untuk menginjak wajahnya.

****

Ya
Bilal ra hanya senyum dan mengatakan "aku memaafkanmu!" Dia sudah merasakan betapa tak menyenangkan hidup dalam perbudakan manusia. Ia sudah cukup lega. Bahwa Abu Dzar ra hanya sedikit lalai... Bahwa antara dia dan Abu Dzar tidak lagi ada perbedaan kemuliaan.
Antara dia dan Abu Dzar ra hanya  ada cinta dan ia tidak mau membiarkan cinta itu dirusak oleh kesombongan jahiliyyah. Antara dia dan Abu Dzar ra tidak boleh lagi mengira diri lebih ....
Antara dia dan Abu Dzar hanya di bedakan oleh kelas ketaqwaan di hadapan Allah.

Antara dia dan Abu Dzar hanyalah hamba-hamba hina di hadapan Allah yang telah dimuliakan dengan karunia Islam dan harus disyukuri dengan menjadi muslim total.

****

H Abdul Latif Khan

® Rumah Dakwah Indonesia ����

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTANYAAN DI SEBUAH MAJELIS TAKLIM

BERHIJRAH

BERTEMUNYA NABI MUHAMMAD SAW KECIL DENGAN KAKEK DAN IBUNDA TERCINTA